1.
Perencanaan
a.
Identifikasi
masalah
AIDS
(Acquired Immuno Deficiensy Sindrom)
merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus menurunnya
kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Viruses (HIV).
Dewasa ini sudah menjadi masalah global sebab pandemi yang ditimbulkannya sudah
mengena di hampir seluruh negara dan diperkirakan 9 orang terinfeksi HIV dalam
satu menit dan 7 orang penderita AIDS baru dalam satu menit (UNAIDS, 2003).
Secara
epidemiologi Perkembangan Kasus
HIV/AIDS di indonesia sebanyak 18963
kasus. Jumlah AIDS sebanyak 12686 kasus dan HIV 62686. dimana sudah memasuki ranah Publik. Jumlah HIV dan
AIDS sampai september 2008 sebanyak 2207 dimana Jumlah AIDS 622 dan HIV 1584
penderita positif (DINKES Sulsel 2008)
Tinggi kasus HIV dan AIDS disebabkan karena perilaku berganti-ganti
pasangan dalam melakukan hubungan seks yang
sesungguhnya telah disadari oleh sebagian masyarakat namun upaya pencegahan
masih enggan dilakukan termasuk penggunaan kondom padahal Komisi penanggulangan
AIDS Nasional (KPAN ) sudah menetapkan sebagai salah satu program pemakaian
kondom 100% sebagai alternative pencegahan yang paling efektif terhadap HIV dan
AIDS.
a.
Penempatan
tujuan
Program pemakaian kondom sebagai
wujud inplementasi program komunikasi perubahan perilaku melalui pemakaian
kondom 100% bagi kelompok beresiko tinggi terhadap penularan HIV dan AIDS
mengingat bahwa tinggi prevalensi setiap tahunnya
secara umum program ini adalah agar seluruh kolompok
sasaran dapat mengakses informasi agar menyadari dan memahami bahwa perilaku
yang selama ini dilakukan adalah perilaku yang sangat beresiko terhadap
penularan HIV dan AIDS
Secara
khusus tujuan program ini :
1.
Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan HIV dan AIDS
2.
Agar
semua kelompok sasaran selalu menggunakan kondom secara konsisten setiap
melakukan transaksi seks.
3.
Kelompok
sasaran memiliki kesadaran untuk tidak berperilaku beresiko tertular HIV
seperti tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah atau tetap melakukannya
dengan memakai pelindung kondom secara konsisten.
b.
Segmentasi
sasaran ( pasar)
Penetapan sasaran melaui riset pasar
berdasarkan kebutuhan konsumen namun pada sisi lain berdasarkan pemetaan
kelompok sasaran penanggulangan HIV dan AIDS termasuk kelompok rentang tertular
yaitu orang dengan mobilitas tinggi karena pekerjaan dengan demikian
diasumsikan komunitas supir truk dengan merupakan kelompok rentan yang memiliki
mobilitas yang sangat tinggi serta kelompok yang sangat sensitive terhadap
penularan HIV dan AIDS karena dalam aktivitas pekerjaan serta rute transportasi
yang jauh sehingga memungkinkan sopir akan memanfaatkan jasa layanan seks
komersil dan berganti-ganti pasangan dalam pemenuhan seksualitasnya.
Disamping itu, karakteristik individu, seperti tingkat
pendidikan relatif rendah memungkinkan mereka mengalami kesulitan dalam
menerima dan menerjemahkan berbagai informasi HIV dan AIDS yang desain pesannya
lebih banyak untuk masyarakat umum , hal tersebut dipengaruhi karena kurangnya
akses informasi tentang HIV dan AIDS.
c.
Analisis
konsumen
Berdasarkan penetapan sasaran sopir
truk mobilitas tinggi sebagai target adopter dengan memperhatikan segmentasi
sasaran. Namun demikian membutuhkan proses analisis terhadap tingkat kebutuhan
sopir terhadap pemakaian kondom. Adapun analisis konsumen berdasarkan :
1.
Sopir
truk tinggi rata-rata memilki pengetahuan yang rendah terhadap HIV dan AIDS
2.
Sopir
truk mobilitas tinggi beroperasi 5 sampai 6 hari perjalananan sehingga
memungkinkan untuk melakukan transaksi seks pada saat singgah ditempat-tempat
peristrahatan
3.
Sopir
truk masih kesulitan mendapatkan atau tidak memilki persediaan kondom
4.
Warung-warung
singgah tidak menyediakan kondom
5.
Persepsi
sopir truk masih tabuh tentang pemakaian
kondom
6.
Adanya
persepsi bahwa orang yang menggunakan kondom adalah laki-laki yang tidak
perkasa
7.
Harga
kondom yang mahal menjadi alasan untuk tidak menggunakan kondom
d.
Analisis
saluran / media
Media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan dalam
melaksanakan program kegiatan melalui media Cetak, seperti surat kabar,dan
majalah, iklan lewat televisi, panplet dan dan pemasangan baliho di pinggir
jalan raya.
Analisis saluran :
1.
Majalah
dan Surat kabar : melalui media ini akan ditulis pesan tentang akibat yang
ditimbulkan terhadap penularan HIV dan AIDS
2.
Televisi
: melalui iklan maka akan disiarkan penyampaian pentingya penggunaan kondom
sebagai alternative pencegahan yang paling efektif dalam mencegah HIV dan AIDS
3.
Panplet
dan baleho : pemasangan panplet dan baleho bertujuan agar sopir truk secara langsung mampu mengikuti
anjuran pesan yang ditulis lewat panplet dan baleho tersebut sehingga ada
kekhawatiran dan ketakutan terhadap resiko dan masalah yang terjadi ketika
melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersil
a.
Penyusunan
strategi dan taktik di lakukan pengembangan
strategi dan taktik 4 P ( marketing Mix ) produk apa yang ingin di
kembangkan berdasarkan hal di atas
Strategi dan taktik upaya
pemesaran social “ Minum obat secara teratur “
Produk
|
-
Kondom
didesain tipis untuk mengurangi perspepsi tidak nyaman
-
Kondom
di desain dengan warna yang menarik
-
Kondom
di desain dengan berbagaimacam aroma dan rasa yang bervariasi
|
Place
|
-
Disetiap
kios-kios dianjurkan untuk menjual kondom
-
Warung-warung
tempat sopir beristrahat menyediakan kondom
-
Pekerja
seks komersil dianjurkan melayani sopir truk yang mau memakai kondom saja
|
Price
|
-
kondom
di berikan harga yang murah
-
setiap
pembelian 1 buah kondom mendapatkan 1 kondom sebagai hadiah
-
Pihak
perusahaan tempat bekerja sopir memberikan berikan denda bagi sopir yang
tidak menggunakan kondom
|
Promotion
|
-
Informasi
pemakaian kondom di media cetak dan elektronik
-
Adanya
regulasi pemberian informasi secara
selektif dan persuasi yang spesifik kepada kepada sopir dengan cara yang
interaktif dan fleksibel, dan intensif.
|
Implementasi
a.
Impelementasi
Rendah
partisipasi sopir truk terhadap pemakaian kondom secara konsisten sebagai upaya
pencegahan HIV dan AIDS. Dengan demikian perlu adanya batas-batas inflementasi
program antara lain :
a.
Bekerja
sama dengan pihak perusahaan ekspedisi untuk penanggulangan HIV dan AIDS
ditempat kerja
b.
Memasang
spanduk/panflet di warung-warung tempat istrahat sopir tentang pentingnya penggunaan
kondom
c.
Menyebarluaskan
dan melaksanakan penyuluhan berencana di setiap lokasi yang tempat berkumpulnya
sopir pada saat bongkar muat di wilayah perusahaan
d.
Bekerjasama
dengan perusahaan kondom untuk penetapan harga kondom yang murah
e.
Advokasi
kepada pemerintah untuk pembuatan Peraturan Daerah (PERDA) HIV dan AIDS
f. Demonstarsi pemakain kondom
untuk memberikan gambaran kepada kelompok sopir truk tentang cara
penggunaan kondom yang baik dan benar supaya tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya atau terjadi perobekan pada saat penggunaan yang memungkinkan
terjadi penularan HIV dan AIDS. Demonstrasi pemakaian kondom dilakukan pada
saat penyuluhan baik secara massal atau individu dengan menggunakan Dildo sebagai alat bantu.
Program yang dilaksanakan
diatur melalui jadwal waktu program dan setiap pelaksanaan program itu
diberikan indikator seberapa besar keberhasilan program sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai dan seberapa besar persentase keberhasilan program lewat
evaluasi.
3. Evaluasi
b.
Evaluasi
Evaluasi
program dilakukan guna melihat sejauh mana keberhasilan program yang telah
dilakukan. Kegiatan evaluasi ini sekaligus untuk mengetahui kekurangan apa yang
dibutuhkan dalam pengembangan program, hal ini bisa diukur melalui :
1. Terbentuknya perilaku baru bagi Sopir truk untuk
menggunakan kondom secara konsisten dan mau merubah perilaku beresiko
diantaranya tidak lagi berganti-ganti pasangan.
2. Adanya
dukungan pihak perusahaan ekspedisi tempat bekerja sopir truk dalam rangka
pencegahan HIV dan AIDS ditempat kerja
3. Meningkatnya tingkat
partisaipasi sopir truk dalam pencegahan HIV dan AIDS melalui pemberian
informasi kepada sopir yang lain dan membantu sopir lain untuk mendapatkan
akses kondom.