Kamis, 07 Juni 2012

STRATEGI DAN TAKTIK DALAM PEMASARAN SOSIAL UNTUK PENCEGAHAN HIV DAN AIDS

1. Perencanaan
a.      Identifikasi masalah
AIDS (Acquired Immuno Deficiensy Sindrom) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus menurunnya kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Viruses (HIV). Dewasa ini sudah menjadi masalah global sebab pandemi yang ditimbulkannya sudah mengena di hampir seluruh negara dan diperkirakan 9 orang terinfeksi HIV dalam satu menit dan 7 orang penderita AIDS baru dalam satu menit (UNAIDS, 2003).
Secara epidemiologi Perkembangan Kasus HIV/AIDS di indonesia sebanyak 18963  kasus. Jumlah AIDS sebanyak 12686 kasus dan HIV 62686. dimana   sudah memasuki ranah Publik. Jumlah HIV dan AIDS sampai september 2008 sebanyak 2207 dimana Jumlah AIDS 622 dan HIV 1584 penderita positif (DINKES Sulsel 2008)
Tinggi kasus HIV dan AIDS disebabkan karena perilaku berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan  seks yang sesungguhnya telah disadari oleh sebagian masyarakat namun upaya pencegahan masih enggan dilakukan termasuk penggunaan kondom padahal Komisi penanggulangan AIDS Nasional (KPAN ) sudah menetapkan sebagai salah satu program pemakaian kondom 100% sebagai alternative pencegahan yang paling efektif terhadap HIV dan AIDS.
a.    Penempatan tujuan
Program pemakaian kondom sebagai wujud inplementasi program komunikasi perubahan perilaku melalui pemakaian kondom 100% bagi kelompok beresiko tinggi terhadap penularan HIV dan AIDS mengingat bahwa tinggi prevalensi setiap tahunnya
secara umum program ini adalah agar seluruh kolompok sasaran dapat mengakses informasi agar menyadari dan memahami bahwa perilaku yang selama ini dilakukan adalah perilaku yang sangat beresiko terhadap penularan HIV dan AIDS
Secara khusus tujuan program ini :
1.      Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan HIV dan AIDS
2.      Agar semua kelompok sasaran selalu menggunakan kondom secara konsisten setiap melakukan transaksi seks.
3.      Kelompok sasaran memiliki kesadaran untuk tidak berperilaku beresiko tertular HIV seperti tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah atau tetap melakukannya dengan memakai pelindung kondom secara konsisten.
b.    Segmentasi sasaran ( pasar)
Penetapan sasaran melaui riset pasar berdasarkan kebutuhan konsumen namun pada sisi lain berdasarkan pemetaan kelompok sasaran penanggulangan HIV dan AIDS termasuk kelompok rentang tertular yaitu orang dengan mobilitas tinggi karena pekerjaan dengan demikian diasumsikan komunitas supir truk dengan merupakan kelompok rentan yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi serta kelompok yang sangat sensitive terhadap penularan HIV dan AIDS karena dalam aktivitas pekerjaan serta rute transportasi yang jauh sehingga memungkinkan sopir akan memanfaatkan jasa layanan seks komersil dan berganti-ganti pasangan dalam pemenuhan seksualitasnya.
Disamping itu, karakteristik individu, seperti tingkat pendidikan relatif rendah memungkinkan mereka mengalami kesulitan dalam menerima dan menerjemahkan berbagai informasi HIV dan AIDS yang desain pesannya lebih banyak untuk masyarakat umum , hal tersebut dipengaruhi karena kurangnya akses informasi tentang HIV dan AIDS.
c.    Analisis konsumen
Berdasarkan penetapan sasaran sopir truk mobilitas tinggi sebagai target adopter dengan memperhatikan segmentasi sasaran. Namun demikian membutuhkan proses analisis terhadap tingkat kebutuhan sopir terhadap pemakaian kondom. Adapun analisis konsumen berdasarkan :
1.        Sopir truk tinggi rata-rata memilki pengetahuan yang  rendah terhadap HIV dan AIDS
2.        Sopir truk mobilitas tinggi beroperasi 5 sampai 6 hari perjalananan sehingga memungkinkan untuk melakukan transaksi seks pada saat singgah ditempat-tempat peristrahatan
3.        Sopir truk masih kesulitan mendapatkan atau tidak memilki persediaan kondom
4.        Warung-warung  singgah tidak menyediakan kondom
5.        Persepsi  sopir truk masih tabuh tentang pemakaian kondom
6.        Adanya persepsi bahwa orang yang menggunakan kondom adalah laki-laki yang tidak perkasa
7.        Harga kondom yang mahal menjadi alasan untuk tidak menggunakan kondom
d.    Analisis saluran / media
Media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan dalam melaksanakan program kegiatan melalui media Cetak, seperti surat kabar,dan majalah, iklan lewat televisi, panplet dan dan pemasangan baliho di pinggir jalan raya.



Analisis saluran :
1.      Majalah dan Surat kabar : melalui media ini akan ditulis pesan tentang akibat yang ditimbulkan terhadap penularan HIV dan AIDS
2.      Televisi : melalui iklan maka akan disiarkan penyampaian pentingya penggunaan kondom sebagai alternative pencegahan yang paling efektif dalam mencegah HIV dan AIDS
3.      Panplet dan baleho : pemasangan panplet dan baleho bertujuan agar  sopir truk secara langsung mampu mengikuti anjuran pesan yang ditulis lewat panplet dan baleho tersebut sehingga ada kekhawatiran dan ketakutan terhadap resiko dan masalah yang terjadi ketika melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersil


a.      Penyusunan strategi dan taktik di lakukan pengembangan  strategi dan taktik 4 P ( marketing Mix ) produk apa yang ingin di kembangkan berdasarkan hal di atas
Strategi dan taktik upaya pemesaran social “ Minum obat secara teratur “
Produk
-                Kondom didesain tipis untuk mengurangi perspepsi tidak nyaman
-                Kondom di desain dengan warna yang menarik
-                Kondom di desain dengan berbagaimacam aroma dan rasa yang bervariasi
Place
-                   Disetiap kios-kios dianjurkan untuk menjual kondom
-                   Warung-warung tempat sopir beristrahat menyediakan kondom
-                   Pekerja seks komersil dianjurkan melayani sopir truk yang mau memakai kondom saja
Price
-                kondom di berikan harga yang murah
-                setiap pembelian 1 buah kondom mendapatkan 1 kondom sebagai hadiah
-                Pihak perusahaan tempat bekerja sopir memberikan berikan denda bagi sopir yang tidak menggunakan kondom 
Promotion
-                Informasi pemakaian kondom di media cetak dan elektronik
-                Adanya regulasi pemberian informasi secara selektif dan persuasi yang spesifik kepada kepada sopir dengan cara yang interaktif dan fleksibel, dan intensif.


Implementasi
a.    Impelementasi
Rendah partisipasi sopir truk terhadap pemakaian kondom secara konsisten sebagai upaya pencegahan HIV dan AIDS. Dengan demikian perlu adanya batas-batas inflementasi program antara lain :
a.    Bekerja sama dengan pihak perusahaan ekspedisi untuk penanggulangan HIV dan AIDS ditempat kerja
b.    Memasang spanduk/panflet di warung-warung tempat istrahat sopir tentang pentingnya penggunaan kondom
c.    Menyebarluaskan dan melaksanakan penyuluhan berencana di setiap lokasi yang tempat berkumpulnya sopir pada saat bongkar muat di wilayah perusahaan
d.    Bekerjasama dengan perusahaan kondom untuk penetapan harga kondom yang murah
e.    Advokasi kepada pemerintah untuk pembuatan Peraturan Daerah (PERDA) HIV dan AIDS
f.     Demonstarsi pemakain kondom untuk memberikan gambaran kepada kelompok sopir truk tentang cara penggunaan kondom yang baik dan benar supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya atau terjadi perobekan pada saat penggunaan yang memungkinkan terjadi penularan HIV dan AIDS. Demonstrasi pemakaian kondom dilakukan pada saat penyuluhan baik secara massal atau individu dengan menggunakan Dildo sebagai alat bantu.
Program yang dilaksanakan diatur melalui jadwal waktu program dan setiap pelaksanaan program itu diberikan indikator seberapa besar keberhasilan program sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan seberapa besar persentase keberhasilan program lewat evaluasi.
3.  Evaluasi
b.    Evaluasi
Evaluasi program dilakukan guna melihat sejauh mana keberhasilan program yang telah dilakukan. Kegiatan evaluasi ini sekaligus untuk mengetahui kekurangan apa yang dibutuhkan dalam pengembangan program, hal ini bisa diukur melalui :
1.    Terbentuknya  perilaku baru bagi Sopir truk untuk menggunakan kondom secara konsisten dan mau merubah perilaku beresiko diantaranya tidak lagi berganti-ganti pasangan.
2.    Adanya dukungan pihak perusahaan ekspedisi tempat bekerja sopir truk dalam rangka pencegahan HIV dan AIDS ditempat kerja
3.    Meningkatnya tingkat partisaipasi sopir truk dalam pencegahan HIV dan AIDS melalui pemberian informasi kepada sopir yang lain dan membantu sopir lain untuk mendapatkan akses kondom.