KUALITAS AIR YANG
BERASAL DARI SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PENDUDUK DI DESA PASAKA KECAMATAN
SIBULUE KABUPATEN BONE TAHUN 2010
Moh. Husni Thamrin*, Andi Alim**, Putteri***
* Direktur Akper Anging Mamiri
Makassar
** Dosen FKM UVRI Makassar
*** Dines Kesehatan Kabupaten
Bone
Air
merupakan komkponen yang paling sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup
setelah udara, sekitar tiga perempat bagian tubuh kita terdiri dari air dan
tidak seorang pun yang dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air
minum. Air mempunyai peranan besar dalam penularan penyakit bilamana air yang
digunakan penduduk tidak memenuhi syarat yang dperkenankan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya
kualitas air yang berasal dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di
desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Penelitian ini bersifat
observasional, yaitu melakukan observasi terhadap sarana air bersih yang akan
diambil sampelnya, kemudia hasil laboratorium dianalisa berdasarkan jenis
sarana.
Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa, dari 3 Sumur gali (SGL) ditemukan 2 SGL yang tidak memenuhi syarat MPN
Coliform diatas 50/100 ml air sampel, dari 3 SGL semuanya memenuhi syarat dari
segi kualitas fisik tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan pH
7,0. dan dari 8 Sumur pompa tangan (SPT) terdapat 2 SPT yang tidak memenuhi
syarat MPN Coliform yaitu diatas 50/100 ml air sampel, dan 6 SPT memenuhi
syarat MPN Coliform terdapat 50 /100 ml air sampel dan dandri 8 SPT dari segi
kualitas fisik tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan pH 7,0.
Dari 3 Penampungan air hujan (PAH) semuanya memenuhi syarat baik fisik, kimia
maupun mikrobilogis yaitu MPN Coliform 50/100 ml air sampel dengan pH 7,0 dan
secara fisik tidak berwarna, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak bersa. Hasil analisa didapatkan bahwa kualitas air
secara fisik semua sarana SGL,SPT dan PAH memenuhi syarat: tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa serta kualitas kimia memenuhi syarat: pH 7,0.
Dari segi kualitas mikrobilogis terdapat 2 SGL dan 2 SPT yang tidak memenuhi
syarat PMN Coliform diatas 50/100 ml air sampel. Oleh karena itu disarankan
adanya penyuluhan, inspeksi sanitasi dan pemberian kaporisasi secara rutin pada
semua sarana yang digunakan penduduk.
Kata
Kunci : Kualitas Air
P E N
D A H U L U A N
Latar
Belakang
Air merupakan komponen yang paling
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup setelah udara, sekitar tiga
perempat bagian tubuh kita terdiri dari air dan idak seorangpun yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65 % dari total berat badannya.
Apabila suatu saat tubuh kehilangan seluruh cadangan lemak dan setengah dari
cadangan protein dalam tubuh maka hal ini tidak membahayakan bagi tubuh
manusia, namun apabila terjadi kehilangan 20% air dalam tubuh maka dapat
menyebabkan kematian.
Menurut Notoatmodjo (2003),
sekitar 55-60 % berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80 %. Dalam kehidupan sehari-hari air
dipergunakan untuk keperluan minum, mandi, memasak, mencuci dan lain-lain.
Selain itu air juga digunakan untuk membersihkan rumah dan kotoran yang ada
disekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.
Air minum yang aman jelas
sangat penting bagi kesehatan yang resikonya kini sering diabaikan. Penyebab
air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan penduduk karena persediaan air bersih
yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit. Kalau pada musim kemarau orang
kekurangan air maka hal itu sangat wajar, karena pada saat itu air memang sulit
diperoleh. Akan tetapi pada musim hujan tidak sedikit masyarakat yang sulit
memperoleh air bersih.
Air mempunyai peranan besar
dalam penularan penyakit menular. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit
adalah disebabkan keadaan air itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk
kehidupan mikrobiologis. Air dapat bertindak sebagai tempat berkembang biak
mikroorganisme dan juga bisa sebagai tempat tinggal sementara (perantara)
sebelum mikroorganisme berpindah kepada manusia.
Untuk menciptakan suatu
lingkungan hidup manusia yang bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup
mustahil akan tercapai. Namun demikian terkadang air juga merupakan penyebab
timbulnya gangguan kesehatan. Penyakit yang biasanya ditimbulkan oleh air
diantaranya adalah penyakit diare / muntaber, kolera, hepatitis A, paratyphoid
dan typoid, disentri, demam berdarah, malaria, filariasis, dan penyakit kulit.
Oleh karena itu pengawasan kualitas air sangat diperlukan.
Sesuai data yang didapatkan
dari Puskesmas Sibulue Kecamatan Sibulue bahwa penyakit yang berhubungan dengan
air seperti diare masih termasuk dalam kelompok sepuluh penyakit terbesar di
wilayah kerja Puskesmas Sibulue Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Seperti
diketahui bahwa penyakit diare disebabkan oleh bakteri E. Coli yang berkembang
biak di dalam air.
Dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk masyarakat dibedakan menjadi dua sumber yaitu berasal dari PDAM
dan air bersih yang bersal dari sarana air bersih yang lain yaitu Sumur Gali
(SGL), Sumur Pompa Tangan (SPT) atau Sumur Bor / Listrik, Perpipaan (PP),
Perlindunangan Mata Air (PMA) dan Penampunangan Air Hujan (PAH). Penduduk di
Indonesia yang memanfaatkan sarana air bersih mencapai 75 % (Statistik Kesra
BPS, 1997). Cakupan Sarana Air Bersih Propinsi Sulawesi Selatan mencapai 78,94
% rencana akhir tahun 2010 akan mencapai 80 % (Laporan Program Kesling
Sul-Sel), sedangkan untuk Kabupaten Bone cakupan sarana air bersih tahun 2007
mencapai 68,08 % (Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, 2007)
Indikator pencemaran secara
umum bisa dilihat dari air yang berbau, berasa dan berwarna yang disebabkan
oleh adanya pencemaran, limbah industri, rumah tangga, pembuangan sampah,
septik tank dan lain-lain. Secara kimia air seharusnya bersifat netral dan
tidak bersifat asam ataupun basa untuk mencegah pelarutan logam berat dan
korosi, pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang
dilaluinya. Sedangkan indikator mikrobiologis dapat ditentukan dengan
pemeriksaan MPN Coliform.
Berdasarkan hasil penelitian
Rahma M (2007) tentang Studi Kualitas air sumur di Kelurahan Mapala Kecamatan
Rappocini Makassar diperoleh hasil bahwa dari 10 sampel air bersih yang diambil
80 % diantaranya tidak memenuhi syarat dari segi kandungan bakteriologis yaitu
antara 130 / 100 ml CA sampai ≥ 1898 / 100 ml CA
Sesuai hasil pengumpulan data
pendahuluan di Wilayah kerja Puskesmas Sibulue terdapat sarana air bersih
berupa sumur gali sebanyak 453 buah, SPT 240 buah, dan PAH sebanyak 45 buah,
sedangkan di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue terdapat 14 Sumur Gali (SGL), 55
Sumur Pompa Tanga (SPT) dan 14 Penampungan Air Hujan (PAH). Dari data tersebut
terlihat bahwa pada umumnya masyarakat menggunakan sarana air bersih untuk
mendapatkan air bersih baik berupa SGL, SPT maupun PAH. Kejadian Penyakit yang
berhubungan dengan air berdasarkan laporan Puskesmas Sibulue Penyakit Diare 979
(15,84 %) menempati urutan kedua dari sepeluh jenis penyakit disamping itu
terdapat juga penyakit typhus dan disentri meskipun tidak termasuk penyakit
sepuluh besar (Laporan Puskesmas Sibulue, 2008)
Dari penelitian Rahma M (2007)
tentang studi kualitas sumur di Kelurahan Mapala Kecamatan Rappocini Makassar
diperoleh hasil bahwa dari 10 sampel air bersih yang diambil 80 % diantaranya
tidak memenuhi syarat dari segi kandungan bakteriologis yaitu anatara 130/100
ml CA sampai > 1898/100 ml CA. Data kualitas air bersih di Puskesmas Sibulue
Kecamatan Sibulue 332 (45%) tidak memenuhi syarat kandungan bakteriologis
(Puskesmas Sibulue, 2008) maka kemungkinan di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue
terjadi kandungan bakteriologis yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian
penyakit diare sebanyak 44 (2,5%) penderita. Oleh sebab itu peneliti merasa
tertarik untuk mengetahui bagaimana kualitas air bersih yang digunakan penduduk
di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone berdasarkan parameter fisik,
kimia dan bakteriologis.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang maka
dirumuskan masalah “Bagaimana Kualitas Air yang Berasal dari Sarana Air Bersih yang
Digunakan oleh Penduduk di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. “
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Diketahuinya
kualitas air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
2. Tujuan
Khusus
a. Dikethuinya
kulitas air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
berdasarkan parameter fisik yaitu warna, bau dan rasa.
b. Diketahuinya
kualitas air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone berdasarkan parameter kimia yaitu pH.
c. Diketahui
kualitas air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone berdasarkan parameter mikrobiologis yaitu MPN
Caliform.
Manfaat
Penelitian
Memberi masukan/informasi baru bagi
masyarakat tentang bagaimana upaya yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas
air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk dan memberi masukan bagi
pemerintah dalam melakukan program peningkatan kualitas air dari sarana air
bersih yang digunakan penduduk
DEFENISI
OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF
Kualitas
Air
Kualitas air adalah mutu air yang
berdasarkan pada pengukuran Permenkes RI No. 416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang
syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih yaitu Mikrobiologi, fisik,
kimia, dan radioaktif.
Kriteria
obyektif
Memenuhi syarat : Apabila hasil
pemeriksaan air sesuai standar berdasarkan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per
/ IX / 1990
Tidak memenuhi
syarat : Apabila
hasil pemeriksaan air tidak sesuai standar berdasarkan Permenkes RI No. 416 /
Menkes / Per / IX / 1990
Parameter
Fisik
Kualitas air bersih yang baik dapat
dilihat berdasarkan parameter fisik yang terdiri dari warna, bau dan rasa
sesuai dengan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang
syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Kriteria
Obyektif
Memenuhi syarat : Apabila
hasilnya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Tidak memenuhi
syarat : Apabila hasilnya terdapat warna, bau dan rasa.
Parameter
Kimia : pH
Adapun pH (power hydrogen) adalah derajat kesamaan air sangat mempengaruhi
aktifitas pengolahan dari sumber kehidupan air. Kadar asam dan basa dalam air diukur dengan menggunakan pH komperator
hellige baik dilapangan maupun di laboratorium, berdasarkan Permenkes RI No.
416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih.
Kriteria
Obyektif
Memenuhi syarat : Apabila hasil
pemeriksaan kadar pH air minum anatara 6,5 dan 9,0
Tidak memenuhi
syarat : Apabila hasil pemeriksaan kadar pH < 6,5 dan >
9,0
Parameter
Mikrobiologi yaitu MPN Coliform
MPN (Multi Probable Number) Coliform
adalah perkiraan terdekat jumlah bakteri coliform dalam 100 cc air. Dan
tujuannya untuk mengetahui berapa jumlah MPN Coliform dalam 100 ml sampel
berdasarkan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang
syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Kriteria
obyektif
Memenuhi syarat : Apabila hasil
pemeriksaan laboratorium terdapat ≤ 50 total coliform per 100 ml sampel air.
Tidak memenuhi syarat : Apabila
hasil pemeriksaan laboratorium terdapat > 50 total coliform per 100 ml
sampel air.
METODE
PENELITIAN
Disain
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
metode observasional dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran
kualitas air dari sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua sarana air bersih yang ada di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone yaitu 14 Sumur Gali, 55 Sumur Pompa Tangan dan
14 Penampungan Air Hujan
2. Sampel
Sampel
dari penelitian ini diambil dengan menggunakan metode proposive sampling yaitu dengan pertimbangan keterbatasan waktu dan
dana sehingga sampel diambil dari beberapa sarana untuk mewakili sarana air
yang digunakan penduduk di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
Cara
Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel
menggunakan metode proporsive sampling dengan
kriteria sarana air bersih digunakan sebagai sumber air bersih yaitu Sumur gali
(SGL), Sumur pompa tangan (SPT) dan Penampungan air hujan (PAH). Sampel diambil
dengan cara proporsional dari jenis sarana yang ada yaitu sumur gali (SGL) 3
buah, Sumur Pompa Tangan (SPT) 8 buah dan Penampungan Air Hujan (PAH) 3 buah
Cara
Pengumpulan Data
1. Data
Primer
Data
primer diperoleh dengan pengambilan sampel air bersih penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, yang telah ditetapkan sebagai sampel dalam
penelitian ini, untuk diuji di laboratorium.
2. Data
Sekunder
Data
sekunder diperoleh dari kantor Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone dan
Puskesmas Sibulue, serta buku-buku literatur.
Metode
Pemeriksaan Sampel
Metode pemeriksaan untuk sifat,
warna, bau dan rasa dapat dilakukan secara langsung di lapangan. Untuk sifat
kimia, pH dapat langsung di periksa dilapangan atau sampel air dibawa ke
laboratorium sedangkan mikrobiologi MPN Coliform pengukurannya dilakukan di
laboratorium. Metode
pengukuran masing-masing parameter yaitu :
1.
Pengukuran warna,
bau, rasa, dengan indra secara langsung
2.
Pengukuran pH
dengan menggunakan komparator hellige
3.
MPN Coliform dengan
menggunakan multiple tube fermentation (metode
tabung fermentasi ganda)
Alat,
Bahan dan Cara Kerja
1.
Pemeriksaan secara
fisik : warna, bau, rasa
a. Bahan-bahan
: Sampel air bersih
b. Cara
Kerja :
1)
Mengambil sampel
air pada wadah yang sudah dibilas dengan air yang akan diperiksa.
2)
Sampel air tersebut
diperiksa dengan menggunakan indera karena adanya keterbatasan alat yang
dimiliki.
2. Pemeriksaan
sifat kimia : pH
a. Alat-alat
: Komparator hellige
b. Bahan-bahan
: Indikator Brom Thymol Blue (BTB)
c. Cara
kerja :
1)
Bilas tabung dengan
sampel air yang akan diperiksa
2)
Isi tabung dengan
air sampel sebanyak 10 ml
3) Tetesi
indikator BTB sebanyak 3 tetes
4)
Bandingkan warna
sampel dengan warna yang ada dalam lempengan BTB pada komparator
5) Lakukan
pembacaan
3. Pemeriksaan
MPN Coliform
a. Alat-alat
1) Pipet
ukur
2) Ose
3) Tabung
durham
4) Incubator
5) Autoclave
6) Lampu
spiritus
7) Balep
b. Bahan-bahan
1) Lactose
broth
2) Brilliant
Green Lactosa Bile Broth (BGLB)
3) Aquades
c. Cara
kerja
1) Tes
perkiraan
a) Siapkan
tabung-tabung media laktosa yang diperlukan dalam test perkiraan yaitu 9 tabung
bila, 3 x 10 ml, 3 x 0,1 ml. untuk porsi contoh 10 ml gunakan kepakaan media
lactose yang sesuai (kepekaan 3 kali).
b) Tabung-tabung
media disusun dalam rak tabung, dan diberi tanda sesuai dengan kode contoh dan
porsi contoh yang dipilih, serta tanggal pemeriksaan
c) Contoh
dicampur atau dikocok 25 kali
d) Dengan
pipet steril, masukkan contoh air secara aseptis kedalam tabung-tabung media.
volume contoh air yang dimasukkan kedalam tabung sesuai dengan tulisan / tanda
pada tabung yaitu 3 tabung media laktosa diisi masing-masing10 ml contoh air, 3
tabung media laktosa diisi masing-masing 1 ml contoh air, 3 tabung media
laktosa diisi masing-masing 0,1 ml contoh air.
e) Untuk porsi : 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0,1 ml. (9
tabung)
f) Tabung-tabung
dalam rak digoyang, supaya contoh air dan media tercampur rata
g)
Dieramkan pada suhu
350 C ± 0,50 C selama 2 x 24 jam
h) Pembentuka
gas diamati setiap 24 jam
i) Semua
tabung yang menunjukkan peragian laktosa positif dalam waktu 24-48 jam
dinyatakan test perkiraan positif dan dilanjutkan test penegasan
j) Bila
dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas test perkiraan dinyatakan negative,
dan tidak dilanjutkan ke test penegasan
2) Test
penegasan
a)
Semua tabung
menunjukkan peragian laktosa positif pada test perkiraan dipindahkan 1-2 mata
ose penuh ke media BGLB
b)
Dieramkan pada suhu
350 C selama 2 x 24 jam
c)
Pembentukan gas
dalam waktu 2 x 24 jam, dinyatakan sebagi test penegasan positif
d)
Bila waktu 2 x 24
jam tidak berbentuk gas test penegasan dinyatakan negative, dan tidak
dilanjutkan ke test lengkap (complete
Test).
e)
Perhitungan :
MPN =
|
Jumlah tabung positif x 100
|
√ ∑ ml sampel yang negative x ∑ ml sampel seluruhnya
|
Analisis
dan Penyajian Data
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan
sampel baik pengamatan dilapangan maupun di laboratorium disajikan dalam bentuk
narasi dan tabel serta dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan
dengan standar berdasarkan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian tentang kualitas air bersih
berdasarkan jenis sarana yang digunakan penduduk di Desa Pasaka Kecamatan
Sibulue Kabupaten Bone dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 22 Mei 2010. Penelitian
ini berupa pemeriksaan kualitas fisik dan kimai air yang dilakukan dilapangan
dan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dari sarana air bersih yang dilakukan di
laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Bone.
Hasil penelitian ini berupa pemeriksaan
kualitas air bersih berdasarkan jenis sarana yaitu parameter fisik, warna, bau,
rasa, parameter kimia, pH dan parameter mikrobiologi, MPN Coliform yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel disertai
narasi sebagai berikut:
1. Hasil
Pemeriksaan Kualitas Fisik Sarana Air Bersih yang digunakan Penduduk di Desa
Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone Berdasarkan Parameter Warna, Bau dan
Rasa.
Pemeriksaan
ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan diperoleh hasil yaitu :
Dari 14 sarana air bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka Kecamatan
Sibulue dengan rincian yaitu 3 sumur gali (SGL), 8 Sumur pompa tangan (SPT) dan
3 Penampungan Air hujan (PAH) semuanya memenuhi syarat fisik kualitas air yaitu
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
2. Hasil
Pemeriksaan Kimia Sarana Air Bersih yang digunakan penduduk di Desa Pasaka
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone Berdasarkan Parameter pH.
Pemeriksaan
ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan pH
komperator hellige diperoleh hasil yaitu : Dari 14 sarana air bersih yang
digunakan penduduk di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue dengan rincian yaitu 3
sumur gali (SGL), 8 Sumur pompa tangan (SPT) dan 3 Penampungan Air hujan (PAH)
semuanya memenuhi syarat kimia air yaitu pH antara 6,7 - 7.0
3. Hasil
Pemeriksaan Bakteriologis Sarana Air Bersih yang digunakan penduduk di Desa
Pasaka Kecamatan Sibulue Berdasarkan Parameter MPN Coliform.
Pemeriksaan
ini dilakukan di UPTD Laboratorium Kualitas Air & Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bone, diperoleh hasil yaitu: Dari 14 sarana air bersih yang
digunakan penduduk di Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone dengan rincian
yaitu 3 sumur gali (SGL), 8 Sumur pompa tangan (SPT) dan 3 Penampungan Air
hujan (PAH), hasil pemeriksaan seperti table berikut :
Distribusi
Hasil Pemeriksaan Sarana Air Bersih Berdasarkan Parameter MPN Coliform yang
digunakan Penduduk di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone Tahun 2010
Jenis Sarana
Air Bersih
|
Parameter
MPN Coliform
|
Total
|
||||
Memenuhi
Syarat
|
Tidak
Memenuhi Syarat
|
|||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
SGL
|
1
|
33,33
|
2
|
66,67
|
3
|
100
|
SPT
|
6
|
75,00
|
2
|
25,00
|
8
|
100
|
PAH
|
3
|
100
|
0
|
100
|
3
|
100
|
Jumlah
|
10
|
71,43
|
4
|
28,57
|
14
|
100
|
Sumber
: data primer, 2010
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari
14 buah sarana air bersih yang terdiri dari 3 sumur gali (SGL), 2 (66,67 %)
diantaranya tidak memenuhi syarat berdasarkan parameter mikrobilogi yaitu MPN
Coliform, 8 sumur pompa tangan (SPT) 6 (75,00%) memenuhi syarat dan 2 (25.00%)
tidak memenuhi syarat berdasarkan parameter mikrobilogi yaitu MPN Coliform, dan
3 penampungan air hujan (PAH) semuanya memenuhi syarat berdasarkan parameter
mikrobiologi; MPN Coliform
Pembahasan
Parameter
Fisik
Berdasarkan hasil penelitian parameter
fisik yaitu warna, bau, rasa, semuanya memenuhi syarat baik Sumur Gali (SGL),
Sumur Pompa Tangan (SPT) maupun Penampungan Air Hujan (PHA) hal ini sesuai
dengan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang
persyaratan air bersih yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Salah satu indikator pencemaran air secara umum dapat dilihat dari air yang
berwarna, berbau, dan berasa. ini membuktikan bahwa pencemaran secara umum
tidak terjadi pada air bersih dari sarana yang digunakan oleh penduduk yang ada
di Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, Hal ini berarti dari segi
parameter fisik yaitu warna, bau, dan rasa memenuhi syarat kesehatan. Dari 3
Sumur Gali (SGL), 8 Sumur Pompa Tangan (SPT) dan 3 Penampungan Air Hujan yang
diteliti aman untuk dikonsumsi dari segi kualitas fisik.
Parameter
Kimia
Pengukuran parameter kimia yaitu : pH
menggunakan komparator Hellige dan
bahan tambahan yaitu indikator Brom
thymol Blue (BTB) hasil penelitian berdasarkan pH pada air dari sumur gali
(SGL), sumur pompa tangan (SPT) dan penampungan air hujan (PAH) semuanya
memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes RI No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990
tentang persyaratan air bersih yaitu pH 6,5-9,0. Dari hasil penelitian ini di
dapatkan bahwa air yang diteliti aman untuk dikonsumsi berdasarkan parameter
kimia khususnya pH.
Hal yang harus diingat juga bahwa
kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH 6,0 - 8,0 jadi bukan
hanya menguntungkan manusia yang menkonsumsi tapi juga menjadi tempat tumbuh
mikroorganisme yang dapat merugikan manusia.
Parameter Mikrobiologi MPN Coliform
Pengukuran parameter
mikrobiologi : MPN Coliform uji laboratorium dengan tiga tahap tes perkiraan,
tes penegasan, dan tes lengkap (complet test). Hasil pemeriksaan laboratorium
berdasarkan MPN Coliform per 100 ml sampel air dari 14 buah sarana air bersih
didapatkan 1 sumur gali (SGL) yang memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes RI
No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang kualitas air bersih dimana MPN
Coliform yaitu 50/100 ml sampel air, 2 sumur gali (SGL) tidak memenuhi syarat
yaitu MPN Coliform diatas 50/100 ml dan 6 sumur pompa tangan (SPT) memenuhi
syarat, 2 sumur pompa tangan (SPT) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pemenkes
dimana MPN Coliform yaitu diatas 50/100 ml sampel air.
Dari hasil yang didapatkan
tersebut terdapat sampel air yang diperiksa tidak aman untuk dikonsumsi secara
langsung tanpa adanya perlakuan / proses terlebih dahulu untuk menghilangkan
mikroorganisme yang ada didalam air. Perlakuan yang dapat diberikan yaitu
pemberian desinfektan kedalam air yang akan dikonsumsi oleh penduduk tersebut.
Cara lain yaitu dengan memanaskan air tersebut sebelum diminum hingga mencapai
1000 C atau mendidih selama 5 menit. Air yang mengandung
mikroorganisme tersebut apabila langsung dikonsumsi maka akan menimbulkan
penyakit misalnya sakit perut atau diare dan lainnya.
Air yang mengandung bakteri
pathogen biasanya karena tercemar dari sumber pencemar yang ada didekat sarana
air bersih yang dimiliki oleh penduduk. Biasanya yang dapat menjadi sumber
pencemar antara lain Jamban Keluarga yang terlalu dekat dengan sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah dan kandang ternak. Hal lain yang berpotensi
menyebabkan pencemaran pada sumber air yaitu konstruksi bangunan sarana air
bersih yang digunakan oleh penduduk, sehingga perlu adanya penelitian
berikutnya yang dapat menindak lanjuti penelitian ini untuk meneliti penyebab
dari pencemaran yang terjadi pada air bersih yang digunakan oleh Penduduk di
Desa Pasaka Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Kualitas air bersih
dari 3 buah Sumur Gali semuanya memenuhi syarat tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa dan 8 buah Sumur Pompa Tangan serta 3 buah Penampungan Air Hujan
juga semuanya memenuhi syarat yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
berdasarkan parameter fisik.
2.
Kualitas air bersih
dari 3 buah Sumur Gali semaunya memenuhi syarat dengan pH 7,0 dan 8 buah Sumur
Pompa Tangan dengan pH 7,0 serta 3 buah Penampungan Air Hujan semuanya memenuhi
syarat dengan pH anatara 6,7 – 7,0 berdasarkan parameter kimia .
3.
Kualitas Air Bersih
dari 3 buah Sumur Gali yang memenuhi syarat 1 sumur gali (SGL) berdasarkan MPN
Coliform yaitu 50/100 ml sampel air dan, 2 buah SGL tidak memenuhi syarat yaitu
MPN Coliform diatas 50/100 ml smapel air. Sumur Pompa Tangan (SPT) dari 8 buah,
6 SPT yang memenuhi syarat yaitu 50/100 ml sampel air 2dan 2 SPT tidk memenuhi
syarat yaitu MPN Coliform diatas 50/100 ml sampel air serta 3 buah Perlindungan
Mata Air (PAH) semuanya memenuhi syarat berdasarkan parameter mikrobiologi (MPN
Coliform).
Saran
1. Air
bersih yang telah memenuhi syarat kualitas air berdasarkan parameter fisik,
warna, bau, rasa, dan kimia serta pH sebaiknya tetap dijaga agar tidak tercemar
dengan memperbaiki pasilitas yang ada dan lingkungan sekitarnya.
2. Air
yang berasal dari sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat dan tidak
memenuhi syarat kualitas air bersih yang digunakan oleh penduduk berdasarkan
parameter mikrobiologi MPN Coliform sebaiknya tidak mengkonsumsi air tersebut
sebelum adanya perlakuan atau pemberian bahan yang bisa membunuh bakteri
pathogen tersebut dengan desinfeksi atau memasak jika ingin mengkonsumsi air
tersebut.
3. Perlu
adanya pemantauan dan penyuluhan secara berkala dari petugas kesehatan sehingga
masyarakat dapat mengetahui bahaya meminum air yang terkontaminasi oleh bakteri
pathogen dan dapat mengetahui tindakan apa yang dapat diberikan untuk air yang
mengandung bakteri.
4. Perlu
adanya kerja sama antara petugas kesehatan dan pemerintah setempat serta
instansi terkait untuk meningkatkan kesadaran penduduk tentang pentingnya air
bersih dalam kehidupan dan bahaya air yang mengandung bahan-bahan yang
berbahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar
Azrul, 2002, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara Sumber Wijaya,
Jakarta
Arya
Wardana, Wisnu& 2001 DampaK Pencemaran Lingkungan.
Penerbit Andi Yogyakarta
Darpito,
Hening dkk, 1995, Petunjuk Pemakaian Alat, Paket A Sistem Tabung Ganda Untuk Pemeriksaan
Bakteriologi, Dirjen PPM & PLP, Jakarta
Daud,
Anwar. 2003. Penyediaan Air Bersih (PAB). Jurusan
Kesehatan Lingkungan FKM Universitas Hasanuddin Makassar.
Depkes
RI. 1990. Penmenkes No. 416 Tentang Ppersyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta
Depkes RI, 1996 Pelatihan Pengambilan Sampel dan Inspeksi
Sanitasi Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta
Depkes
RI, 1991 Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air bagi Petugas PKL, Direktorat Jenderal PPM & PLP,
Jakarta.
Depkes, RI. 2004, Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan, Makassar.
Djaffar
Hasyim, 2000, Penyediaan Air Bersih, FKM-UNHAS, Makassar
Effendi,
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius. Yogyakarta
Entjang, I. 1992, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra
Aditya Bakti, Jakarta
Fandiaz, Srikandi. 1992. Populasi Air dan Udara.
Kanisius. Yogyakarta
Hadi,Anwar, 2007, Prinsip Pengambilan Sampel Lingkungan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Kusnaedi. 2002. Mengelola Air Untuk Air Minum.
Rineka Cipta, Jakarta.
Mukono,
H.J, 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press,
Surabaya
Notoatmodjo, S.1993 . Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka
Cipta. Jakarta
Prodjokusumo,H, 1995, Air, Kebersihan dan Kesehatan
Lingkungan Menurut Ajaran Islam, Majelis Ulama Indonesia, Jakarta
Pamiati, Pusposutarjo, 1983. Pemeriksaan Air secara
Bakteriologis, Baku Teknik Keselamatan Lingkungan, Yogysksrta
Rahma, 2007, Study Kualitas Air Sumur Masyarakat di
Kelurahan Mapala Kecamatan Rappocini Kota Makassar, Skripsi, STIK
Makassar
Slamet,
J.S. 2002. Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Bandung
Sugiono,
2002 Statistika
Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung
Sugiono.
2001. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Suripan,
2004, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Sutrisno,
Totok C, dkk, . Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta.
Sanropie,
Djasio, dkk, 1984, Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih Akademi Penilik Kesehatan
Teknologi Sanitasi, Pusat Pendidikan & Latihan Pegawai Depkes,
Jakarta
Sukamto, 1985, Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan
Perbaikan sarana Air Bersih Inpres Kesehatan, Dirjen PPM &PLP,
Jakarta
Thamrin, H.MOh.Husni dkk, 2010, Panduan Kerja Penyelesaian Study,
Badan Pengelola Riset, Seminar dan Pelatihan FKM-UVRI, Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar